TARI
MERAK SADUNYA
Dari Sunda untuk Dunia
Banyak orang mengenal tentang tari merak ciptaan Irawati Durban. Dari sejak diciptakan pada tahun 1965 sampai saat ini, berbagai pergelaran, pertunjukan, pelatihan, serta penayangan materi di media virtual menjadi jalan untuk masyarakat mengenal tarian ini baik secara nasional ataupun internasional. Dari hasil wawancara beberapa narasumber tokoh tari, seniman, guru tari, serta pembuat kostum, menyatakan bahwa keindahan, kelincahan gerak, dan busana menjadikan tari merak sebagai tarian yang disukai untuk ditampilkan baik sebagai materi pertunjukan, materi pembelajaran, serta kajian yang selalu menarik untuk dibahas. Hal tersebut dilatar belakangi oleh koreografi gerak tari merak yang diciptakan oleh Irawati Durban cenderung lebih lincah dibanding dengan Rd. Tjetje Somantri (RTS) sehingga lebih dikenal dan berkembang di masyarakat sampai saat ini. Disamping itu dari segi busana karya Ibu Irawati Durban terlihat lebih detail dalam mengespresikan keindahan dari burung merak terutama bagian bulu ekornya.
Tari Merak Sunda yang ditatanya tahun 1965, pada bulan Desember 2020 ditasbihkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
GOTONG ROYONG
PEREMPUAN MERAWAT NUSANTARA
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkolaborasi dengan komunitas seni budaya untuk menyelenggarakan pentas akbar Tari Merak Sadunya – Gotong Royong Perempuan Merawat Nusantara.
Tari Merak karya Irawati Durban ditarikan oleh 1000 lebih Penari Merak dan masyarakat dalam kegiatan “Tari Merak Sadunya” di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 18 September 2022. Tari Merak ini merupakan transformasi dari Tari Merak ciptaan Rd. Tjetje Somantri untuk Konferensi Asia Afrika 1955, yang kemudian ditata ulang koreografinya oleh Irawati Durban pada tahun 1965.
Tari Merak Sadunya merupakan kolaborasi komunitas (Pusbitari ‘Pusat Bina Tari’, Sasikirana Dance Lab, Jabar Masagi, Rumpun Indonesia) yang memiliki kesamaan dalam merawat dan melestarikan budaya, yang kemudian meleburkan diri menjadi “Gotong Royong Perempuan Merawat Nusantara”, dan didukung oleh Pemprov Jawa Barat.