tutorial tari
Lenyepan
Latar Belakang
Tari Lenyepan/Leyepan adalah tarian pertama yang disusun oleh Rd. Sambas Wirakoesoemah. Menurut Rd. Sambas Wirakoesoemah dalam Jumnadi (1973:6) menyebutkan bahwa: “Rd. Sambas mulai menyusun tariannya sekitar tahun 1910”. Tarian ini diiringi seperangkat gamelan salendro atau pelog dengan menggunakan lagu sulanjana, udan mas, banjar sinom, renggong Bandung, renggong angle, dan lagu lain yang wiletannya sama. Tari Keurseus pada umumnya tidak menggambarkan atau menceritakan suatu ceritera atau tokoh, tetapi lebih kepada pengungkapan gerak, dan karakter tarian secara personal. Sesuai dengan namanya, tari Lenyepan sering diidentikkan dengan nilai-nilai kontemplatif, seperti yang disebutkan oleh Rd. Oong Abdurrahman bahwa Lenyepan artinya adalah “ngalenyepan sagala rupa tingkah laku paripolah diri sajeroning lumaku di alam rame” (merenungi segala tingkah laku diri selama hidup di dunia). Lebih dari itu, Rd. Enoch Atmadibrata (1997:83), menjelaskan bahwa:
. . . Lontang kanan dilambangkan kebaikan dan lontang kiri adalah berpaling kepada keburukan. Kanan adalah lambang kebaikan dan kiri sebaliknya. Jangkung Ilo adalah melambangkan ngilo tangtungan sorangan, sedangkan Enggek Gigir adalah lambang hidup yang menyimpang dari tujuan semula. Dan Tindak Tilu adalah mengingatkan manusia akan upaya dalam kehidupan yang perlu dilandasi Nista, Maja, Utama . . . Dengan demikian tari tersebut ikut membantu memberikan bimbingan kondisi mental manusia. Menandakan pula pituduh bahwa menari bukan untuk ria-ria sebagaimana dikatakan oleh R.S. Wirakoesoemah.
Pada tahun 1934 didirikan Wirahmasari cabang Bandung oleh salah satu muridnya yang bernama Rd. Dadan Soenarya Koesoemadinata. Di perkumpulan tari ini sedikit-sedikit ragam gerak tari keurseus mulai mengalami perubahan sedikit demi sedikit, dan lebih berkembang lagi setelah Wirahmasari Bandung kembali diorganisir oleh R.I. Maman Soeryaatmadja sekitar tahun 1949. Perkembangan selanjutnya tari Lenyepan kanda (gaya) Wirahma Sari cabang Bandunglah yang sampai saat ini masih diajarkan di lingkungan pendidikan seperti: Sekolah Menengah Kejuruan Negri 10 Bandung (SMKN 10 Bandung), Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Susunan Gerak
A. Lalamba
1. 00.00 – Calik Sila Mando, Sembahan Awal
2. 01.20 – Adeg-Adeg Baplang
3. Jangkung Ilo:
a. 01.58 – Jangkung Ilo lontang ka-ki,
b. 02.09 Keupat anca
c. 02.16 Jangkung ilo jungkung
4. 02.51 Gedut
5. 03.13 – Selut, Mincid Ecek/Mincid Cicing
6. 03.46 – Keupat Anca
7. 04.01 – Jampanaan, Ngumis,
04.08- Naek Kering II
B. Kering II
8. Adeg-Adeg Usik Malik
a. 04.14 – Adeg-Adeg Usik Malik
b. 04.34 – Mundak S Mundur,
c. 04.56 – Adeg-adeg capang
d. 05.11 – Nimang S,Puter S, Mangpeng S, Sepak S
9. 05.32 – Laraskonda
10. 05.46 – Mincid Galang, Sepak S
11. 06.04 – Pakblang, Obah Tak-Tak
12. 06.29 – Gedig Lontang
13. 06.38 – Sekar Tiba/Santana, Obah Tak-Tak
C. Kering III
14. 07.03 – Sirig, Adeg-Ade kebut S, Mundak S, Obah Tak-Tak
15. 07.27 – Sontengan Lontang
16. 07.35 – Pakblang Saruk
17. 07.50 – Jalak Pengkor, Lontang
18. 07.57 – Baksarai, Mamandapan, Ngumis, Pocapa
19. 08.18 – Calik Jengkeng, Sembahan Akhir
20. 08.33 – Gedig, Sirig Nyawang
tari lenyepan
Rias wajah:
Rias putra lenyep
Pakaian:
1. Baju model takwa tutup/senting untuk pesta kaum bangsawan Sunda.
2. Kain batik
3. Beubeur lilit: stagen motif cinde
4. Selendang: sifon
5. Boro kewer di kanan
6. Bendo
Aksesori:
a. Tali bandang: kuningan
b. Keris